Kadang
kita berfikir tentang kebahagiaan/pasangan atau mungkin masa depan. masa depan
itu semacam sesuatu, entah apa, yang berada di belakang gerbang tinggi. kadang
gelap tak terlihat, kadang terang penuh dengan harap. banyak hal yang kita
pikirkan tentang sesuatu dibalik gerbang itu, entah apa, entah sebuah rumah
besar yang penuh dengan kebahagiaan atau rumah tanpa atap yang tiada guna atau
malah tak ada apa-apa di baliknya.
kebahagiaan itu sederhana, sesederhana pada saat melihat ayah dan
ibu tersenyum melihat aku tumbuh sesuai dengan keinginannya.
Kebahagiaan itu sesederhana melihat Heru menggambar cover depan
komik Naruto dan memperlihatkannya kepadaku, ya mungkin hanya coretan gambar
penyok tapi itu adalah sebuah hasil karya yang ia buat dengan sungguh-sungguh
dan aku bangga.
Bahagia itu sesederhana melihat Heni bercermin di kamarku dan
mengenakan bando yang baru saja aku beli, kemudian dengan polos ia berkata
"teh, Heni cantik ngga?". sebenarnya aku marah, itu Bandoku, baru
pula tapi senyumnya itu merupakan kebahagiaan yang sederhana. aku merangkulnya
dan ikut bercermin "cantiklah, semua anak perempuan itu cantik, kalo anak
laki-laki baru ganteng", kataku. senyumnya pun melebar, dan ia lantas
pergi dengan bando baru ku.
Kebahagiaan itu sesederhana melihat si Hana menonton TV dengan
hanya mengenakan celana dalam dan selalu menggerutu saat di suruh mandi, dan
aku hanya tersenyum saat ia dimarahi ibu.
Kebahagiaan itu sesederhana saat melihat mereka berebut uang 10
ribu rupiah dari tangan ayah, saat si Hana memenangkan persaingan, saat si Heru
memukuli kakanya, saat si Heni berteriak-teriak karena kesal. saat itu aku
hanya tersenyum dan membawa Heru keluar untuk menenangkannya, mengelus rambut
si Heni hingga ia berhenti berteriak dan membujuk si Hana hingga ia mau
berbagi.
Bahagia itu sederhana,
sesederhana melihat ayah dan ibu bercengkrama diluar rumah membicarakan banyak
hal. mulai dari tukang kredit, kuliah ku, sekolah si Hana, pengajian si Heni,
tingkah si Heru, kadang semua tentang kami. aku hanya tersenyum mendengar
percakapan mereka, betapa bingungnya kadang ia memikirkan kami, betapa rumitnya
segala sesuatu bila dipikirkan, betapa pedulinya ibu mengenai hal-hal kecil terkait
anak-anaknya, betapa santainya ayah menyambut sejuta keluh ibu, dan aku hanya
tersenyum dan sangat bahagia selalu menjadi trending topik pembicaraan mereka.
bahagia itu sederhana. sesederhana saat aku menghirup oksigen di pagi hari.
bahagia itu sederhana, sesederhana manusia bersyukur kepada Tuhannya.
kamu benar sayangku, bahagia itu sederhana, bukanlah harta melimpah,jabatan yang tinggi, kekuasaan mutlak yang menbuat kita bahagia.
BalasHapusbahagia tidaklah bisa kita beli,bahagia itu kitalah yang menciptakan,dan kitalah yang membagi kebahagiaan itu.
sama seperti sekarang apa yang kurasakan, selama ini aku mencari dan akhirnya aku menemukan engkau. saat kau tersenyum, saat kau manja, saat kau marah setiap guratan ekspresi di wajahmu membuatku bahagia.tapi saat kau diam kecewa di saat itulah aku merasa sedih,ada rasa tkut yang menyelubungi hatiku, takut akan kehilanganmu.
semua tentangmu, tentang kisah hidupmu aku mau kau membaginya dan merasakannya bersamamu, saat aku membaca tulisan ini aku mengerti betapa bahaginya dirimu, dan aku pun ikut tersenyum membacanya.
banyak hal dihatiku yang masih ingin kusampaikan, tapi bodohnya diriku tak pandai untuk mengungkapkanya melalui kata kata.
yang aku rasa aku sangat bahagia memilikimu, menyelami kisahmu dan bersama sama mengarunginya. maafka diriku yang masih memiliki banyak kekurangan ini, yang tak bisa menjadi sempurna karena aku hanyalah manusia biasa, tapi aku terus berjuang, berusaha, karena aku benar benar menyayangimu.<3 <3 <3, sayangku terimakasih karena bahagiaku tergadai oleh senyumanmu, dan teruslah menjadi bulat yang kurindukan. _FMA_