Kamis, 27 September 2012

Menulis-Popcorn-Movie-Dia



Menulis adalah salahsatu kegitan atau hal yang sangat menyenangkan buat gua, kenapa? Karena hanya dengan menulis gua bisa mengeluarkan isi hati gua, mengeluarkan semua yang mengganjal, mengeluarkan semua rasa yang sulit untuk dikatakan pada seorang manusia. Menuangkan kata-kata dalam sebuah kertas adalah hal yang sangat melegakan, menuangkan semuanya hingga ngga ada lagi hal yg gua pendam. Kenapa gua lebih suka menulis dibandingkan cerita pada saat gua sedih? Karena gua suka sama kertas, kertas itu putih, polos dan ngga banyak bicara kaya manusia. Gua nulis apapun dia diem, dia pasrah dan gua lega.
        Popcorn? Ada apa dengan pocorn? Popcorn adalah satu-satunya makanan yang pernah dengan sengaja gua tumpahanin kepada seseorang dan orang itu adalah satu-satunya manusia yang pernah gua tumpahin popcorn. Mungkin kedengerannya konyol tapi itulah “kita” yang “dulu”. Menyenangkan, jujur(entah dia tapi gua selalu jujur) dan enjoy, not complicated.
        Movie adalah satu-satunya hal yang mempertemukan kita. Salah satu hal yang sama yang kita suka adalah movie. Popcorn, sheila on7, movie, everything about firs time. Ngga habis pikir ternyata ego bisa bisa ngalahin semuanya, mungkin dia udah lupa sama semua itu tapi gua ngga, karena beberapa kali udah gua bilang kenangan ya kenangan bukan lamunan. Lamunan bisa hilang dalam sekejap tapi kenangan ngga, kenangan itu selalu ada. Kenapa? Karena kenangan itu  adalah sesuatu yang pernah terjadi, sesuatu yang pernah kita lalui beda sama lamunan yang hanya sebuah bayangan dan dalam sekejap bisa hilang.
        Dia? Dia adalah dia kenangan baik yang hilang dengan cara yang baik.

IP (Indeks Prestasi)



Indeks Prestasi adalah sebuah nilai atau ukuran untuk seorang mahasiswa, untuk menilai hasil kerja keras mereka selama satu semester. Sebentar lagi IP gua keluar, gua sangat penasaran sama hasilnya karena kalo bagus gua mau pamer sama bokap nyokap gua, itu bukti kalo gua ngga akan pernah kecewain mereka meskipun gua selalu dikecewakan, bukan oleh mereka tapi oleh seseorang atau mungkin beberapa orang. Pada awalnya banyak sekali orang baik masuk dalam kehidupan gua, baiiiiik sekali. Mereka masuk ke dalam hidup gua, mewarnai hidup gua, seseorang sempet jadi motivator dan sudah masuk terlalu jauh ke dalam hidup gua, menyentuh sisi sensitif gua (hati maksudnya), yaaa sudah sangat menyentuh gua membuat gua care sama dia, membuat gua juga ingin masuk dalam kehidupannya dan disaat gua baru mulai melangkah dia menghilang. Dia pergi, entah kemana, entah ada apa, gua pun ngga tau dan gua bukan tipe orang yang suka memaksa disaat dia ngga mau cerita, karena gua yakin setiap orang memiliki privasi yang harus dijaga tapi pertanyaannya adalah apakah benar privasinya yang membuat dia menghilang atau dari awal gua memang benar-benar merupakan orang ngga penting. Oke balik lagi ke IP, gua penasaran banget sama IP gua, gimana nasibnya, walaupun gua selalu ikhlas sama apa yang diberikan ALLAH termasuk kehilangan dia. Yap IP pertama tuh rasanya deg-degan luar biasa, gua selalu denger anaknya dosen gua Ipnya 3,9 anak temennya bokap gualah Ipnya 3,8. Lah gua berapa? 4,0? Amin.
        Kenapa gua deg-degan? Padahal cuma perkara IP. Jadi gini, sebenernya kalo IP gua bagus tadinya IP pertama gua ini mau gua tunjukin sama seseorang yang sudah menghilang itu, gua mau tunjukin hasil kuliah gua, hasil support dia, hasil share kita, hasil curhat gua ke dia tentang ketakutan-ketakutan gua selama kuliah di akademi kebidanan ini. Mulai dari ketakutan pertama kali waktu gua mau nyuntik orang, gimana tegangnya gua waktu pertama kali gua ngerasain aroma rumah sakit bukan sebagai pasien tapi sebagai tenaga kesehatan. That’s everytthing about my problem. Gua ngeluh, gua selalu ngeluh tapi lu disana, selalu disana semangatin gua di semester pertama ini, di masa-masa sulit ini. jadi apa salah kalo gua Cuma mau nunjukin hasil perjuangan gua selama satu semester ini sama lu? Apa salah?. Semoga IP gua bisa menjadi sebuah pembuktian bahwa lu itu adalah hal baik yang menghilang. Just it!

let it flow


Emang kadang ngerasa bodoh saat kita hidup dan hanya memikirkan satu orang tapi inilah hidup, gua masih 18 tahun, masih remaja. Mungkin suatu saat nanti gua akan menertawakan apa yang gua lakukan saat ini berharap pada satu orang atau mungkin ini akan berlanjut menjadi kisah cinta yang unik yang akan gua buat menjadi sebuah novel yang happy ending, mungkin juga gua bakal nangis lagi karena ngga ada novel happy ending. yaps whatever let it flow. nikmatin aja masa remaja ini, entah kemana hati gua membawa gua, entah dimana cinta gua berada let it flow. nangislah disaat lu sedih, tertawalah saat lu bahagia, setidaknya jangan munafik sama diri lu sendiri, yang penting gua udah bilang semuanya sama dia selanjutnya terserah. gua masih 18 tahun, santai aja masa depan masih panjang. kuliah kuliah kuliah dengan cerita cinta yang mengalir. ngga sabar liat masa depan, walaupun yang kita rasakan dan yang jadi kenangan itu prosesnya bukan ending dari ceritanya.